Kerambit
merupakan jenis senjata genggam khas asli Minangkabau Sumatera Barat, termasuk
senjata khas andalan yang sangat berbahaya. Dalam aksen Minangkabau disebut “kurambik”. Pada masa dahulu, permainan
senjata kerambit di Minangkabau hanya diwarisi oleh para Datuk atau kalangan
Raja, tidak sembarang orang menguasai permainan yang dianggap rahasia dan hanya
untuk kalangan tertentu saja.
Dalam
klasifikasi senjata genggam paling berbahaya, kerambit sebagai senjata
mematikan menempati urutan kedua setelah pistol. Sabetan senjata kerambit bila
mengenai tubuh lawan, dari luar memang tampak seperti luka sayatan kecil, namun
pada bagian dalam tubuh bisa menimbulkan akibat yang sangat fatal karena
urat-urat putus. Dan apabila mengenai perut, maka usus terpotong atau tercabik-cabik
didalam.
Disamping
menjadi senjata khas Minangkabau, permainan senjata kerambit juga berkembang di
Madiun Jawa Timur yang dalam aksen Jawa disebut dengan nama “kerambik”. Permainan senjata ini
diajarkan oleh Ki Ngabei Surodiwiryo dalam permainan pencak silat Setia Hati
(SH), yang didapatnya dari Gurunya yang bernama Datuk Rajo Batuah di Kampung
Ampang Padang.
Dan Datuk Rajo Batuah tersebut merupakan murid dari para Panglima Minangkabau
yang disebut Harimau Nan Salapan. Di Madiun, permainan senjata kerambit ini
menjadi senjata khas pencak silat Setia Hati.
Ketika
saya melakukan penelitian pencak silat Minangkabau pada tahun 2003 – 2005,
jenis permainan senjata kerambit ini sudah hampir mengalami kepunahan. Di
Padang, permainan ini bisa dijumpai di beberapa murid Ayah Darwis Rajo Putih
pada Perguruan Pencak Silat Pauh dan juga pada seorang guru silat ternama di
Nagari Nanggalo Padang bernama Musra Dahrizal Katik Jo Mangkuto (Mak Katik)
yang berasal dari Padang Panjang.
Dari
pengalaman penelitian menggali sumber pencak silat Setia Hati selama 2 tahun
dengan menjelajah hampir semua daerah di Sumatera Barat menemui guru-guru silat
ternama di berbagai nagari dari darek (pegunungan) hingga pesisir (rantau),
jenis senjata kerambit ini nyaris tak dikenal lagi baik bentuk senjatanya
maupun cara memainkannya bahkan filosofinya. Kebanyakan para pendekar di
Sumatera Barat menduga senjata kerambit itu adalah pisau surawik. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa permainan senjata kerambit tersebut untuk masa
sekarang sudah termasuk langka.
Gambaran Umum Senjata Kerambit
Jenis: Terdapat
2 jenis yakni: model jantan dan betina. Sejata kerambit model jantan bentuknya
besar, sedangkan yang model betina bentuknya kecil dengan ujung gagang
berlubang tempat jari telunjuk mencengkram dan cenderung permanen.
Ciri:
Bagian luar dan dalam tajam, melengkung setengah lingkaran seperti kuku harimau
dengan ujung runcing tajam.
Design:
Bulan sabit.
Keistimewaan
: Karena bagian luar dan dalam tajam, senjata ini sulit dilumpuhkan, kecuali
harus menebas sampai putus kedua belah tangan. Khusus kerambit betina keberadaannya
cukup tersembunyi dibalik tangan dan nyaris tak terlihat oleh lawan.
Penggunaan:
Digenggam dan cukup tersembunyi dibalik tangan. Namun sebagai senjata rahasia
juga dapat digunakan pada telapak kaki atau diikatkan pada ujung rambut yang
panjang yang seolah-olah berfungsi sebagai tusuk konde.
Cara Memainkan
- Menjadi sempurna jika dimainkan sepasang dengan 2 tangan posisi atas dan bawah secara bergantian kiri dan kanan. Maksudnya untuk menutup semua celah yang memungkinkan untuk bisa ditembus lawan. Sehingga dengan memainkan sepasang kerambit menjadi sebuah pertahanan yang sangat rapat dan kokoh yang sulit untuk ditembus atau dimasuki oleh serangan lawan yang bagaimanapun hebatnya.
- Dimainkan khusus untuk pertarungan jarak dekat atau rapat.
- Setelah ujung kerambit berhasil menembus tubuh lawan, dengan seketika harus dibalikkan atau diputar arah. Hasilnya akan tampak diluar seperti luka dengan robek kecil tetapi di bagian dalam organ-organ tubuh putus. Apabila menyangkut ditangan lawan, akibatnya akan sangat mengerikan yakni semua urat tangan putus terkelupas bahkan tangan bisa potong.
- Permainan senjata kerambit ini akan sangat ideal jika dimainkan dengan permainan silat Taralak (di pencak Setia Hati disebut Sterlak). Taralak dalam bahasa Minangkabau berarti “kabau”, sebuah langkah silat tanpa mengenal mundur, seperti langkah kerbau yang selalu merangsek maju dengan kedua tanduknya, hanya mengenal istilah hidup atau mati.
Riwayat Senjata Kerambit
Senjata
khas Minangkabau ini menjadi bagian terpenting yang tak dapat dipisahkan dari
silat Minangkabau (silat Taralak). Keistimewaannya seperti kuku harimau
(Minangkabau: inyik) yang
setiap saat secara tiba-tiba keluar dari balik kaki dan tangannya pada saat
menerkam atau memangsa lawan. Untuk itu harimau menjadi perlambang
satria-satria atau Panglima Minangkabau.
Dimainkan
dengan sistem langkah silat Taralak, senjata ini bagaikan tanduk kerbau dan
semangat bertarungnya seperti kerbau. Dalam riwayat Minangkabau, kerbau kecil
orang Minang dapat mengalahkan kerbau besar milik Raja Jawa. Kerbau juga
menjadi perlambang suku bangsa Minangkabau.
Dalam
pepatah Minangkabau dikatakan bahwa jika seorang pendekar atau satria belum
menguasai kerambit, ibarat harimau tanpa kuku, ayam tanpa tajinya, burung tanpa
paruhnya, gajah tanpa gadingnya, kerbau tanpa tanduknya.
Filosofi
- Sepasang kerambit bila dimainkan, menggambarkan seekor kerbau yang menjadi lambang suku bangsa Minangkabau. Hal ini mengisyaratkan jati diri seorang satria atau pendekar Minangkabau yang sebenarnya.
- Sepasang kerambit bila disatukan, menggambarkan perlambang hati. Dan barangsiapa yang setia kepada hati sanubarinya atau dapat merasakan sumber dari rasa yang selalu menghadap kepada Tuhan, niscaya ia akan selamat lahir bathinnya dan sampai kepada tujuannya. Artinya mengandung nilai ketaqwaan. Namun, jika ingkar atau menyimpang dari hati sanubarinya, maka ia akan celaka karena perbuatannya itu. Hal ini digambarkan dari senjata kerambit yang tajam sisi luar maupun sisi dalamnya, dari luar mampu melindungi ancaman dan dari dalam juga dapat memberi kontrol diri karena jika menyimpang akan menjadi senjata makan tuan. Dengan demikian untuk meraih kemenangan atau tujuan, maka dalam memainkan senjata kerambit juga harus berpedoman pada hukumnya yakni menjalankan “langkah” dalam “jurus” yang benar, tidak asal melangkah dalam memainkan suatu jurus. Sebab langkah dalam jurus merupakan sebuah hukum dalam pencak silat. Jika menyimpang atau melanggar dari hukum itu, maka akan memperoleh akibat hukumnya atau tergelincir karenanya. Dalam pencak silat, ini apa yang dimaksud sebagai rohnya pencak silat itu sendiri.
- Dalam memainkan langkah kerambit, kerambit muncul dari sisi atau samping perut, tersembunyi disamping iga atau rusuk. Hal ini mengandung maksud:
- Kerambit ibarat tulang iga (bentuknya melengkung), mengingatkan kepada riwayat seorang wanita, sehingga wajib hukumnya untuk menempatkan wanita pada kedudukan yang terhormat mengingat kedudukannya sebagai seorang ibu. Dalam sistem adat Minangkabau, wanita memperoleh kedudukan yang sangat tinggi (matrilineal).
- Kerambit ibarat tulang rusuk, memperlihatkan bahwa organ-organ tubuh bagian dalam manusia terlindungi oleh rusuk yang dapat membentuk tubuh manusia memiliki alat pertahanan yang kokoh dan kuat. Jika tidak ada tulang rusuk, maka badan menjadi lemah. Rusuk berfungsi melindungi ancaman dari luar dan ancaman dari dalam agar organ bagian dalam tidak mudah keluar dari badan. Dibalik rusuk juga bersemayam hati atau sumber rasa.
Dapat
disimpulkan bahwa sebenarnya senjata kerambit itu adalah senjata yang berasal
dari dalam tubuh manusia. Maka dalam pencak silat Minangkabau atau pencak silat
Setia Hati (disingkat SH) merupakan satu kesatuan sistem yang tak dapat
dipisahkan. Senjata yang ampuh adalah senjata yang berasal dari dalam diri
manusia itu sendiri. Seperti yang digambarkan pada binatang kerbau yang
memiliki tanduk yang kuat dan harimau yang memiliki kuku yang tajam, senjatanya
binatang juga berasal dari dalam dirinya sendiri.
Pustaka
:
Agus
Mulyana, Pemuda Pelopor Nasional 2007, Bidang Kebudayaan dan Pariwisata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar